Sperma
yang sehat tergantung dari struktur anatominya, serta kuantitas dan
kualitasnya. Namun bukan berarti faktor-faktor ini sebagai nilai mutlak
untuk menentukan kesuburan pada pria, karena ada faktor-faktor lain yang
juga berpengaruh terhadap kesuburan pria, di antaranya kesehatan
mentalnya.
:: ANATOMI SPERMA YANG SEHAT ::
Biasanya
untuk menguji kenormalan bentuk sperma ini, digunakan metode Krueger
Strict Sperm Test. Anatomi sperma yang normal tampak seperti di gambar.
Sperma dikatakan berbentuk abnormal bila terdapat cacat pada
organ-organ seperti yang disebut dalam gambar. Batas toleransi seorang
pria dikatakan punya sperma normal adalah sperma berbentuk normal
minimal sebanyak 15% per ml sekalipun 85% sisanya adalah sperma
berbentuk abnormal.
Pada kasus tertentu, ditemukan beberapa
pria mengalami ketidaksuburan karena memiliki sperma yang mayoritas
berbentuk tidak normal. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai
Teratozoospermia.
:: KUANTITAS SPERMA YANG SEHAT ::
Biasanya terdapat pengkategorian kuantitas sperma dalam pemeriksaan tes sperma di laboratorium:
* Jumlah sperma yang normal mencapai lebih dari 20 juta per ml.
* Jumlah sperma yang kurang dari 20 juta per ml biasanya akan dikategorikan sperma dengan kuantitas yang kurang.
* Bila jumlah sperma kurang dari 10 juta per ml, maka dikategorikan
"sangat kurang". Kondisi ini dalam istilah medis disebut sebagai
"Oligospermia".
* Beberapa kasus bahkan ditemukan pria yang tidak
punya sperma sama sekali yang dalam istilah medis disebut sebagai
"Azoospermic".
Perjalanan sperma untuk bertemu dengan sel telur merupakan sebuah
perjuangan yang panjang dan berat. Mungkin mirip dengan perjalanan ikan
Salmon dari tepi pantai menuju danau untuk bertelur dengan melalui jalur
sungai yang berliku. Dalam perjalanan inilah kualitas sperma diuji.
Tak cukup dihadapkan pada perjalanan panjang dan berliku yang harus
dihadapi sperma, sesaat setelah sperma berhasil menemukan sel telur, ia
pun harus berlomba-lomba bersaing ketat dengan sperma-sperma lainnya
yang jumlahnya berjuta-juta. Sperma yang menang adalah sperma yang mampu
untuk menembus beberapa lapisan benteng sel telur seperti di antaranya
benteng pertahanan Cumulus oophorus dan Zona pellucida.
Pergerakan sperma atau kemampuan sperma untuk bergerak dalam mencari dan
berburu sel telur, disebut sebagai "Sperm Motility". Nilai Motility
yang ditoleransikan di atas 50%.
Berdasarkan kriteria WHO, pergerakan sperma terbagi dalam empat kelas:
► Grade "A" (Fast Progressive): sperma yang bergerak maju dengan lurus dan cepat, mirip seperti misil yang meluncur.
► Grade "B" (Slow Progressive): sperma yang bergerak maju namun tidak
lurus utuh, terkadang berkelok, serta pergerakannya lambat.
► Grade
"C" (Non Progressive): sperma yang ekornya bergerak-gerak, namun ia
tidak bergerak maju, terkadang tampak berputar-putar saja.
► Grade "D" (Immotile): sperma tidak bergerak sama sekali.
Sperma kelas "C" dan "D" adalah kelas sperma yang berkualitas jelek,
dalam istilah medis disebut sebagai "Asthenospermia". Kondisi lebih
banyak diakibatkan oleh Testis yang memproduksi sperma yang berkualitas
rendah, sehingga ia tidak cukup mampu untuk melakukan perjalanan mencari
sel telur ataupun untuk penetrasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar