Kamis, 27 Juni 2013

Bakteri ini hidup di ketinggian 33 ribu kaki

.
Lapisan atmosfer bumi bukanlah tempat yang layak untuk hidup, karena suhunya yang sangat dingin, hampir tidak ada oksigen, dan dibanjiri radiasi sinar ultraviolet. Tetapi, pada musim dingin lalu, para ilmuwan dari Georgia Institute of Technology menemukan bahwa miliaran bakteri berkembang biak di sana.
Karena ingin mendapatkan sekelompok mikro organisme, peneliti terbang 6 mil di atas permukaan bumi dengan menggunakan pesawat jet NASA. Di sana, menyedot udara di luar pesawat melalui sebuah filter untuk mengumpulkan beberapa partikel. Saat telah kembali ke bumi, mereka menghitung organisme yang berhasil didapatkan.
Seperti dilansir oleh Popsci (26/6),ternyata hasilnya mengejutkan, 20 persen diduga hanya merupakan debu atau partikel lain, sedangkan sisanya, mereka menemukan bahwa bumi dikelilingi oleh gelembung-gelembung bakteri.
"Para ilmuwan belum mengetahui apa yang dilakukan bakteri di atas sana, namun, bakteri tersebut mungkin penting, berkaitan dengan bagaimana atmosfer berfungsi", ujar Kostas Konstantinidis, seorang ahli mikrobiologi lingkungan dari tim Georgia Institute of Technology. Sebagai contoh, bakteri tersebut mungkin berfungsi untuk mengolah nutrisi yang ada di atmosfer, seperti halnya di bumi.
Para peneliti menemukan bakteri E. Coli pada sampel. Mereka berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut, apakah wabah tersebut akan menghujani kita. "Jika kita dapat mengetahui lebih mengenai peran bakteri di atmosfer, para ilmuwan bahkan dapat melawan perubahan iklim dengan memanfaatkan bakteri tersebut untuk menghancurkan gas dari efek rumah kaca", ujar Ann Womack, seorang ekolog mikroba dari University of Oregon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar