Jumat, 07 Juni 2013

Epilepsi

Epilepsi adalah sebuah gangguan saraf kronik yang ditandai oleh kejadian kejang berulang akibat gangguan aktivitas listrik di otak.

Setiap kondisi yang menyebabkan gangguan pola normal aktivitas saraf dapat menyebabkan kejang. Epilepsi dapat timbul dari perkembangan sel saraf yang tidak normal, ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak, atau kombinasi keduanya. Namun tidak semua kejang dapat dikatakan sebagai epilepsi. Diagnosis epilepsi baru ditegakkan setelah dilakukan wawancara medis lengkap dan pemeriksaan EEG.

Terapi epilepsi sebaiknya dilakukan sedini mungkin setelah diagnosis epilepsi ditegakkan. Terapi pilihan untuk epilepsi adalah dengan pemberian obat antikejang. Jenis obat yang dipilih disesuaikan dengan jenis dan variasi kejangnya. Kebanyakan pasien hanya memerlukan satu jenis obat (monoterapi), meski masih terdapat beberapa yang memerlukan dua jenis obat antikonvulsan atau lebih.

Sampai saat ini, epilepsi belum dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan obat-obatan yang mencegah terjadinya epilepsi. Operasi untuk menyembuhkan operasi pun termasuk salah satu operasi yang sulit. Prosedur pembedahan hanya dipertimbangkan sebagai salah satu terapi pada kasus-kasus yang tidak responsif terhadap pengobatan antikejang. Selain pembedahan, masih ada beberapa metoda lain , yaitu:

# Diet ketogenik (diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat). Mekanisme tidak diketahui dan terutama diterapkan pada kasus epilepsi berat.
# Stimulasi elektrik

Terdapat beberapa studi yang meneliti peran metoda pengobatan alternatif sebagai terapi epilepsi, seperti akupuntur, intervensi psikologis, vitamin, dan yoga namun tidak ada satupun diantaranya yang terbukti bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi epilepsi yang dilakukan pertama kali adalah dengan memberikan obat antikejang. Satu-satunya terapi epilepsi tanpa obat ataupun pembedahan adalah dengan menerapkan diet ketogenik, dan terapi ini baru dipertimbangkan apabila obat-obatan tidak dapat membantu untuk mengendalikan kejang. Dan yang tidak kalah penting adalah tindakan pencegahan kejang itu sendiri. Sebaiknya pasien mulai mengenali faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya kejang sehingga pajanannya dapat diminimalisir.

Sebagai kesimpulan, orang dengan epilepsi dapat hidup secara normal. Yang terpenting adalah penderita epilepsi tersebut mengikuti terapi yang sudah ditentukan oleh dokter, hindari pencetus kejang (bila ada), makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan hindari stres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar