Gagal jantung bisa tingkatkan risiko kanker

Ternyata gagal jantung dan risiko kanker saling berhubungan. Setidaknya itulah yang ditemukan oleh peneliti di Minnesota. Penelitian terbaru mereka menunjukkan bahwa orang yang mengalami gagal jantung lebih berisiko terkena kanker.
Meski begitu penemuan ini tidak lantas menunjukkan bukti bahwa gagal jantung, yang terjadi ketika jantung gagal memompa cukup darah ke seluruh tubuh, bisa menyebabkan kanker. Ilmuwan menyatakan akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan kaitan keduanya.
"Orang tak mempertimbangkan adanya kaitan antara gagal jantung dengan kanker, setidaknya mereka tidak mengharapkan akan terkena kanker setelah didiagnosis terkena gagal jantung," ungkap peneliti Dr Adrian Hernandez dari Duke University School of Medicine di Durham, seperti dilansir oleh Reuters (26/06).
Namun Dr Sudhir Kushwaha, peneliti dari Mayo Clinic di Rochester menjelaskan bahwa kaitan kedua penyakit tersebut cukup masuk akal. Hal ini karena organ tubuh yang kekurangan darah dan oksigen akibat gagal jantung bisa saja mengalami masalah. Kushwaha menekankan bahwa pasien gagal jantung harus selalu waspada mengenai adanya gejala-gejala penyakit baru yang muncul.
Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati 961 pasien yang mengalami gagal jantung dengan orang yang tak memiliki penyakit jantung. Setelah delapan tahun, 244 orang yang masih ada dalam penelitian terdiagnosis dengan berbagai macam kanker.
Setelah mempertimbangkan berbagai faktor risiko yang dimiliki partisipan seperti berat badan dan kebiasaan merokok, Kushwaha dan koleganya menemukan bahwa pasien yang mengalami gagal jantung memiliki kemungkinan terkena kanker 68 persen lebih tinggi dibandingkan partisipan yang tak mengalami gagal jantung.
Kelompok penelitian Kushwaha mengungkap beberapa alasan yang bisa menjelaskan kaitan yang mereka temukan. Beberapa obat penyakit jantung bisa meningkatkan risiko kanker, atau stres, serta peradangan akibat gagal jantung juga bisa menjadi pemicu kanker karena organ yang kekurangan oksigen. Selain itu, seringnya screening yang dilakukan oleh pasien gagal jantung juga dianggap bisa menjadi penyebabnya.