skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim, dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (waham/keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Sebagai suatu sindrom, pendekatan skizofrenia harus dilakukan secara holistik dengan melibatkan aspek psikososial, psikodinamik, genetik, farmakologi, dan lain-lain.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mengambil peran sebagai faktor resiko penyebab gangguan tersebut muncul, a.l. :

# Riwayat skizofrenia dalam keluarga
# Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri, dan/atau impulsivitas.
# Stress lingkungan
# Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena dideritanya gangguan ini.

Namun bukan berarti gangguan ini tidak dapat disembuhkan, ada beberapa cara untuk menyembuhkan penderita. Pengobatannya terbagi atas psikofarmaka dan psikososial. Psikofarmaka menggunakan obat-obatan anti psikotik sedangkan psikososial adalah terapi perilaku.

Jika dibiarkan menahun, efek skizofrenia dapat menyebabkan gangguan fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri. Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman.

Kami menganjurkan sebaiknya orang yang memiliki gejala atau diduga mengalami skizofrenia mendatangi psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa. Khusus bagi penderita skizofenia yang berpotensi mengancam keselamatan diri dan lingkungannya sebaiknya dirawat di instansi rehabilitasi psikiatri (rumah sakit jiwa, dll). Untuk skizofrenia ringan dapat berobat jalan dengan mengonsumsi obat-obatan teratur dan melakukan terapi psikososial. Walaupun kasus kesembuhan pada skizofrenia itu ada, kebanyakan orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara umum 25% individu sembuh sempurna, 40% mengalami kekambuhan dan 35% mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, namun sebaiknya faktor pencetus dapat terus dikontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar