Rabu, 27 November 2013

Mengenal Gangguan Baby Blues


Banyak yang menganggap, gangguan klinis baby blues dan depresi pascamelahirkan adalah hal yang sama. Padahal ada perbedaan yang jelas.

Rasa letih karena perubahan jadwal tidur dan berbagai kegiatan merawat bayi pasti membuat wanita yang baru menjadi ibu merasa frustasi. Perasaan depresi kadang membuat air mata tak tertahan lagi. Tapi jangan salah, itu belum tentu baby blues.

Baby blues adalah gangguan klinis yang datang sesaat setelah melahirkan. Bahkan sebelum si ibu merasakan repotnya mengurus bayi yang baru lahir. Rasa cemas dan dan emosi labil biasanya menjadi gejala yang paling jelas.

Emosi tak stabil ini yang kemudian membuat si ibu kehilangan percaya diri dan terkadang enggan merawat anaknya.

Lalu apa perbedaan baby blues dan depresi pascamelahirkan Shoshana Bennett, Ph.D. dalam jurnal Pychology Today mengungkapkan bahwa, baby blues adalah gejala klinis yang normal. Data menyebutkan hampir 80 persen wanita melahirkan mengalami baby blues. Gejala baby blues biasanya hanya berlangsung dua minggu. Berbeda dengan depresi pascamelahirkan yang bisa berkepanjangan.

Efek depresi pascamelahirkan pun lebih berbahaya karena bisa jadi si ibu menyakiti diri sendiri juga anaknya. Akan tetapi, jika tidak ditangani secara serius, gangguan baby blues bisa bertambah parah dan berubah menjadi depresi pascamelahirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar