Senin, 28 Oktober 2013

Kaitan Bakteri Usus dengan Autisme Pada Anak

Salah satu adegan f"Rumah Tanpa Jendela", yang mengangkat cerita tentang anak autis (dok.Sanggar Ananda)
Kondisi bakteri dalam usus ternyata memegang peran penting terhadap kesehatan anak khususnya terkait gejala dan gangguan autisme.
"Tubuh manusia sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam organisme. 100 dari 100 triliun merupakan sel dan 10% merupakan sel manusia," demikian dijelaskan Dr. Diana E. Waturangi, Dekan Fakultas Bioteknologi, Universitas Katolik Atma Jaya.
Diantara banyaknya organisme ini, terdapat berbagai jenis bakteri-bakteri berkeliaraan dalam tubuh dari yang baik maupun jahat. Bakteri paling banyak diketahui terdapat di dalam bagian usus dan dikenal dengan sebutan "Gut Microbiota."
"Usus merupakan rumah dari sekitar 1.000 trilyun bakteri," jelas dr. Diana saat ditemui pada Seminar "Gizi dan Pangan Untuk Anak Autis" di Auditorium Prof. Dr. Djajusman, London School of Public Relations, Jakarta, Minggu (27/10).
Bakteri-bakteri ini diketahui dapat berperan membuat vitamin atau malah menjadi bakteri antangonis terhadap bakteri lain. Juga, mempengaruhi perilaku termasuk memicu depresi, kecemasan, autism dan skizofrenia pada seseorang, khususnya anak-anak.
Diantara ribuan bakteri ini, terdapat dua bakteri yang tak bermanfaat bagi tubuh yakni candida dan colostridium. Keduanya diketahui dapat mengeluarkan toksin yang berdampak negatif bagi tubuh. Salah satunya lipopolysaccharide (LPS) yang umumnya terdapat dalam usus anak-anak penderita autisme.
Seperti dijelaskan, toksin ini akhirnya dapat menyebabkan komunikasi antara otak dengan bakteri dalam usus menjadi tidak seimbang. Inilah yang akhirnya memungkinkan timbulnya gejala autisme pada anak.
Karena itu, penting sekali bagi para ibu untuk mengetahui kondisi bakteri usus pada anak karena terkait erat dengan gangguan autisme. "Perlu dilakukan koreksi keseimbangan populasi bakteri," jelas dr. Diana.
Faktor penyebab autisme pada anak lainnya juga dapat dipengaruhi oleh pemakaian antibiotik yang salah sehingga malah membunuh bakteri baik, input makanan yang tidak pas untuk perut penderita autis serta kondisi genetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar